Potensi Ekspor Nata de Coco
Nata de coco merupakan hasil fermentasi air kelapa dengan bantuan bakteri Acetobacter xylinum. Proses fermentasi ini menghasilkan lapisan gel berwarna putih bening yang memiliki tekstur kenyal dan rasa netral.
Dalam proses produksi, nata de coco sering kali dipotong kecil-kecil terlebih dahulu sebelum tahap pengemasan. Selain itu, banyak orang menggunakannya sebagai campuran dalam berbagai hidangan, seperti es buah, minuman ringan, dan aneka dessert.
Banyak produsen mengemas nata de coco dalam sirup agar lebih praktis dan siap dikonsumsi kapan pun.
Karena fleksibilitas penggunaannya, banyak konsumen di dalam negeri maupun di pasar internasional semakin menyukai produk ini.Nilai tambah dari nata de coco terletak pada kandungan seratnya yang tinggi dan kalorinya yang rendah.
Hal ini membuat produk ini sangat cocok untuk gaya hidup sehat dan diet modern, menjadikannya produk yang diminati di luar negeri.
Potensi Menjadi Ekspor Nata de Coco
Ketersediaan Bahan Baku yang Melimpah
Indonesia memiliki luas lahan perkebunan kelapa yang sangat besar, tersebar di berbagai daerah seperti Sulawesi, Sumatera, dan Jawa. Dengan pasokan air kelapa yang berlimpah, proses produksi nata de coco dapat dilakukan secara berkelanjutan tanpa khawatir kekurangan bahan baku.
Biaya Produksi Relatif Murah
Dibandingkan negara lain, efisiensi biaya produksi menjadi salah satu keunggulan Indonesia. Tenaga kerja, bahan baku lokal, dan infrastruktur produksi yang tersedia memungkinkan pengusaha menghasilkan nata de coco dengan harga kompetitif.
Permintaan Pasar Internasional Terus Meningkat
Permintaan terhadap nata de coco terus mengalami peningkatan di berbagai negara. Secara khusus, beberapa pasar utama seperti Jepang, Korea Selatan, Tiongkok, dan Amerika Serikat menunjukkan minat yang sangat tinggi.
Hal ini tidak terlepas dari tren gaya hidup sehat yang terus berkembang. Selain itu, konsistensi kualitas produk dari Indonesia turut memperkuat daya saing di pasar global. Karena itu, kesempatan untuk mengekspor nata de coco ke berbagai negara semakin besar. Produk ini dikenal sebagai camilan sehat rendah kalori yang cocok dengan gaya hidup masa kini.
UMKM Mampu Bersaing
Sejumlah UMKM di Indonesia berhasil memproduksi nata de coco dan memasarkan produknya secara lokal maupun internasional. Bahkan, dalam perkembangannya, sejumlah pelaku usaha tidak hanya mampu bertahan di pasar lokal. Lebih dari itu, mereka juga berhasil menembus pasar internasional. Selain itu, beberapa di antaranya telah mengantongi sertifikasi ekspor yang diakui secara global.
Hal ini membuktikan bahwa mereka dapat memenuhi berbagai persyaratan kualitas internasional yang ketat. Oleh karena itu, keberhasilan ini menjadi bukti bahwa produk nata de coco Indonesia memiliki daya saing tinggi di pasar dunia.
Negara-Negara Tujuan Ekspor Potensial
Berikut beberapa negara tujuan ekspor yang memiliki permintaan tinggi terhadap nata de coco:
-
Jepang: Menyukai produk makanan dengan tekstur unik dan tinggi serat.
-
Di Tiongkok: nata de coco sering dijadikan campuran dalam minuman seperti bubble tea.
-
Amerika Serikat: Produk sehat rendah kalori semakin diminati.
-
Timur Tengah: Produk halal dan berbahan dasar alami banyak dicari.
-
Eropa: Mengutamakan makanan alami dengan serat tinggi.
Potensi Nilai Ekspor
Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), potensi ekspor nata de coco Indonesia bernilai jutaan dolar setiap tahunnya dan terus mengalami peningkatan. Nilai ekspor diprediksi akan semakin tinggi jika pelaku usaha mampu mengembangkan kualitas produk dan memperluas pasar.
Syarat-Syarat untuk Ekspor Nata de Coco
Agar bisa menembus pasar ekspor, pelaku usaha harus memperhatikan beberapa persyaratan berikut:
-
Sertifikat Halal (untuk pasar Muslim seperti Timur Tengah)
-
Sertifikat HACCP (Hazard Analysis Critical Control Point)
-
Sertifikat BPOM dan izin P-IRT untuk produksi lokal
-
Sertifikasi ISO 22000 (sistem manajemen keamanan pangan)
-
Label gizi dalam bahasa negara tujuan
-
Pengujian laboratorium terhadap residu pestisida, logam berat, dan mikroorganisme
Langkah-Langkah Memulai Ekspor Nata de Coco
Pelaku usaha harus melalui sejumlah tahapan penting sebelum dapat mengekspor nata de coco.
1. Persiapkan Legalitas Usaha dan Sertifikasi
Sebelum mengekspor, daftarkan usahamu untuk mendapatkan Nomor Induk Berusaha (NIB), ajukan izin edar BPOM jika diperlukan, dan urus sertifikasi halal dari MUI. Untuk ekspor, siapkan juga dokumen tambahan seperti Surat Keterangan Asal (SKA) dan packing list.
2. Pastikan Produk Sesuai Standar Ekspor
Setiap negara tujuan memiliki syarat tertentu. Misalnya, untuk pasar Jepang dan Uni Eropa, biasanya produk harus bebas dari pengawet tertentu dan dikemas dengan standar food grade. Produsen juga perlu memperhatikan kadar gula, kadar air, dan ketahanan produk selama pengiriman.
3. Siapkan Kemasan yang Menarik dan Aman
Pertama, kemasan memang harus menarik secara visual untuk menarik perhatian pembeli. Namun demikian, fungsinya tidak berhenti sampai di situ. Lebih jauh lagi, kemasan juga harus mampu memberikan perlindungan maksimal terhadap produk selama proses pengiriman. Selain itu, kemasan yang baik harus tahan terhadap suhu, kelembaban, serta benturan, terutama saat melalui perjalanan jarak jauh.
4. Temukan Buyer atau Distributor Luar Negeri
Pelaku usaha bisa mencari mitra buyer melalui:
-
Pameran dagang internasional seperti Trade Expo Indonesia
-
Marketplace B2B seperti Alibaba, Indotrading, Made-in-China
-
Dukungan dari Kementerian Perdagangan maupun Atase Perdagangan di perwakilan RI di luar negeri sangat membantu proses ekspor.
5. Gunakan Jasa Ekspedisi dan Forwarder yang Berpengalaman
Untuk ekspor, sebaiknya gunakan jasa logistik yang sudah berpengalaman menangani produk makanan. Pertama-tama, ketika pelaku usaha hendak mengekspor nata de coco, mereka tidak perlu melangkah sendiri. Sebab, ada lembaga atau instansi yang siap memberikan pendampingan. Misalnya, pemerintah melalui dinas perdagangan atau atase perdagangan di luar negeri.
Tantangan dalam Ekspor Nata de Coco
Meskipun potensinya besar, ada beberapa tantangan yang harus dihadapi, antara lain:
1. Standar Mutu Internasional
Setiap negara memiliki regulasi ketat terkait produk makanan. Penting bagi pelaku usaha untuk menguasai standar keamanan pangan serta memperoleh sertifikasi seperti HACCP, BPOM, dan halal.
2. Keterbatasan Skala Produksi
Di satu sisi, permintaan terhadap nata de coco terus meningkat di pasar internasional. Namun di sisi lain, banyak UMKM masih belum memiliki kapasitas produksi yang memadai. Akibatnya, mereka kesulitan untuk memenuhi permintaan dalam jumlah besar secara konsisten.
Selain itu, keterbatasan modal dan peralatan sering kali menjadi hambatan utama dalam meningkatkan volume produksi. Oleh karena itu, diperlukan dukungan dari berbagai pihak, baik dari pemerintah maupun sektor swasta, agar UMKM dapat meningkatkan skala usaha mereka dan bersaing di pasar global.
3.Pengemasan dan Logistik
Dalam proses ekspor, produk makanan seperti nata de coco memerlukan perhatian khusus. Pertama-tama, karena sifatnya yang mudah rusak, pelaku usaha perlu merancang kemasan secara optimal agar mampu menjaga kesegaran produk dalam jangka waktu yang panjang.
Selain itu, mereka juga harus memastikan bahwa kemasan tersebut memenuhi standar internasional untuk bisa masuk ke pasar luar negeri. Selanjutnya, aspek logistik tidak kalah penting. Untuk memastikan produk tiba dalam kondisi baik, dibutuhkan sistem distribusi yang efisien, mulai dari penyimpanan hingga pengiriman.
Oleh karena itu, kombinasi antara kemasan yang tahan lama dan logistik yang terkoordinasi menjadi kunci utama dalam menjaga kualitas nata de coco saat memasuki pasar luar negeri.
5.Kurangnya Akses ke Pasar Global
Tidak semua pelaku usaha mengetahui cara menembus pasar ekspor, menemukan buyer, atau mengikuti pameran internasional.
Tips Sukses dalam Menjalankan Ekspor Nata de Coco
1. Peningkatan Kualitas Produk
Pelaku usaha perlu fokus pada konsistensi rasa, tekstur, serta kebersihan dan keamanan produk. Penggunaan teknologi produksi modern dapat membantu menjaga kualitas.
2. Sertifikasi dan Legalitas
Sertifikasi seperti BPOM, Halal MUI, HACCP, dan ISO sangat penting untuk membuka akses ke pasar global. Selain itu, agar proses ekspor berjalan lancar, pelaku usaha juga perlu memastikan bahwa seluruh dokumen pendukung telah tersedia dengan lengkap.
3. Inovasi Produk dan Kemasan
Pengembangan varian rasa, kemasan yang menarik dan ramah lingkungan dapat menjadi nilai tambah. Selain kualitas produk, desain kemasan juga memainkan peran penting dalam ekspor. Sebab, kemasan yang menarik tidak hanya melindungi produk, tetapi juga membentuk kesan pertama di mata konsumen. Lebih dari itu, di pasar internasional, desain kemasan sering kali menjadi indikator profesionalisme dan kredibilitas merek.
Oleh karena itu, pelaku usaha perlu memperhatikan unsur visual, informasi label, dan standar internasional dalam mendesain kemasan. Dengan demikian, persepsi pembeli luar negeri terhadap produk akan meningkat, yang pada akhirnya dapat mendorong keputusan pembelian.
4. Pemasaran Digital dan Kemitraan
Gunakan platform B2B seperti Alibaba, Indotrading, atau Amazon untuk menjangkau mitra dagang yang lebih luas. Jalin kerja sama dengan eksport, agen distribusi, atau atase perdagangan RI di luar negeri.
5. Ikut Pelatihan Ekspor
Banyak lembaga seperti Kementerian Perdagangan, Smesco, dan Dinas Perindustrian menyediakan pelatihan gratis atau bersubsidi tentang ekspor. Pelatihan ini mencakup berbagai aspek penting yang harus dikuasai pelaku usaha.
Pertama-tama, peserta akan mempelajari prosedur ekspor secara menyeluruh, mulai dari persiapan dokumen hingga proses pengiriman. Selanjutnya, materi juga akan membahas teknik pengemasan yang sesuai standar internasional, agar produk tetap aman selama pengiriman.
Tidak hanya itu, pelatihan ini turut dilengkapi dengan strategi pemasaran global yang efektif. Dengan demikian, peserta tidak hanya memahami aspek teknis, tetapi juga mampu merancang pendekatan yang tepat untuk menembus pasar luar negeri.


